Add caption |
Banyak orang enggan menurunkan berat badannya karena prosesnya yang berat dan memakan waktu yang lama. Padahal terlepas dari itu, diet tak hanya membuat orang yang melakukannya menjadi lebih sehat tapi juga memperbaiki daya ingatnya, terutama bagi wanita.
Hal ini dikemukakan sebuah studi baru dari Swedia. Faktanya, aktivitas bagian otak yang vital terhadap daya ingat benar-benar akan berubah setelah wanita yang kelebihan berat badan melaksanakan program diet.
"Temuan kami menunjukkan bahwa gangguan fungsi daya ingat yang berkaitan dengan obesitas itu sebenarnya dapat ditanggulangi, sehingga menambah insentif agar orang-orang mau menurunkan berat badannya," ungkap ketua tim peneliti Andreas Pettersson, M.D., seorang mahasiswa kandidat Ph.D. dari Umea University, Swedia.
Apalagi sebelum dilakukannya penelitian ini, sudah ada studi lain yang menemukan bahwa orang-orang obesitas memiliki memori episodik yang lebih buruk ketimbang orang yang tidak obesitas. Memori episodik mencakup kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat berbagai kejadian yang terjadi sepanjang hidupnya.
Penelitian ini didasarkan pada pengamatan terhadap 20 wanita yang kelebihan berat badan yang telah memasuki masa post-menopause dengan usia rata-rata 61 tahun. Secara acak partisipan diminta mengadopsi salah satu dari dua jenis diet sehat selama enam bulan.
Informasi tentang indeks massa tubuh atau BMI pastisipan juga diambil sebelum dan sesudah menjalani diet. Selain itu, partisipan dites memori episodiknya dengan cara diminta menghafal beberapa pasang wajah dan nama yang tidak mereka kenal. Nantinya partisipan diminta menyebutkan kembali huruf pertama setiap nama yang mereka hafalkan itu.
Dari situ diketahui bahwa kinerja memori partisipan membaik setelah proses penurunan berat badan. Hal ini dibuktikan dengan scan otak partisipan yang menunjukkan bahwa partisipan yang menjalani diet bisa menyimpan memori dan mengingat-ingatnya kembali dengan lebih baik.
"Perubahan aktivitas otak setelah penurunan berat badan menunjukkan bahwa otak menjadi lebih aktif ketika menyimpan memori-memori baru. Itulah mengapa mereka membutuhkan lebih sedikit sumber daya otak untuk mengingat-ingat informasi yang tersimpan," simpul Pettersson seperti dilansir Huffingtonpost, Minggu (23/6/2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar